Kamis, 05 Mei 2011

Memilih Sepatu Pernikahan

Sepatu terkadang hanya dianggap sebagai pelengkap kecil dalam pernikahan. Padahal fungsi sepatu tak kalah pentingnya karena akan menemani Anda berdiri sepanjang hari. Berikut ini tips dan trik dalam memilih sepatu untuk menikah.

Jika Anda cukup terbiasa memakai hak sepatu dengan tinggi 9 cm saat kerja atau jalan-jalan, maka bukan jaminan Anda dapat mengenakan sepatu dengan tinggi yang sama dalam balutan gaun pengantin atau kebaya. Berat dan bentuk gaun atau kebaya yang terkadang cukup ekstravaganza dapat membuat Anda limbung. Sehingga bukan tidak mungkin membuat otot betis Anda seperti tertarik setelah tiga jam pertama memakai sepatu tersebut.

Namun menurut desainer sepatu Linda Chandra, sepatu dengan hak tinggi tidak selalu menimbulkan rasa sakit dan pegal pada kaki. Lantas bagaimana cara memilih sepatu yang tepat untuk menikah? Linda berbagi tips:

1. "Material sepatu dan bentuk sepatu yang sesuai dengan kontur kaki adalah hal penting yang harus selalu diperhatikan saat memilih sepatu pengantin," jelas Linda yang sudah tujuh belas tahun menjalani kariernya sebagai perancang sepatu.

2. "Setiap kaki memiliki bentuk tulang yang berbeda. Shoes are not only be pretty but also comfortable," tekan Linda. Hal ini juga yang menyebabkan sepatu yang diproduksi secara massal memberikan peluang besar timbulnya rasa sakit, atau kejang otot saat memakainya dalam waktu lama.

"Kaki kiri dan kanan saja berbeda, apalagi kaki orang yang satu dengan yang lainnya, sudah jelas beda," tambahnya.

3. Bentuk kaki manusia terbagi ke dalam beberapa bentuk. Salah satunya bentuk flat foot atau kaki yang tidak memiliki lengkungan pada telapak kaki. Untuk jenis kaki ini, pemakainya biasanya tidak bisa berjalan lama dan harus memperhatikan agar memilih model sepatu yang memiliki supporting sepatu supaya ada lengkungan yang akan menyangga kaki.

Ada juga orang yang memiliki bentuk kaki bone onion, yaitu kaki yang memiliki tulang di bagian pangkal ibu jari kaki. Untuk jenis kaki ini ada cara untuk mengantisipasi si tulang tersebut agar tidak lebih menonjol lagi. Biasanya orang lebih memilih sepatu model thong atau umumnya dikenal model jepit, agar terbuka dan nyaman pada bagian bone onion-nya. Padahal bentuk thong akan merangsang tulang tersebut lebih keluar lagi. Salah satu antisipasinya adalah menggunakan sepatu tertutup dengan bahan yang lembut. Bone onion biasanya lebih banyak ditemui pada orang tua, tapi saat muda biasanya sudah bisa dikatakan apakah seseorang mempunyai kecenderungan memiliki bone onion atau tidak.

4. Pemilihan model harus sesuai dengan kondisi. Dalam hal ini memperhatikan kegunaannya. Contohnya, jika digunakan untuk jalan-jalan lebih baik jangan menggunakan stilettos.

5. Sesuaikan sepatu dengan ukuran dan kontur kaki. Lebih baik jika dibuat custome made agar lebih sesuai dan nyaman.

6. Material atau bahan yang digunakan sebaiknya dari bahan kulit yang berkualitas. Sebisa mungkin hindari bahan sintetis.

7. Perhatikan kualitas produksi sepatu yang akan dibeli. Contohnya shank atau pembentuk lengkungan kaki sekaligus penopang kaki. Beberapa sepatu kadang terlihat goyang saat digunakan. Biasanya produsen sepatu yang nakal menggunakan bahan yang tidak layak guna seperti besi yang mungkin sudah berkarat di bawah permukaan karena tempatnya yang tidak terlihat dan dibungkus kulit.

Menurut Linda, pada dasarnya, memilih sepatu untuk acara pernikahan atau sepatu pesta biasa sama saja. Sepatu yang selesai digunakan saat acara pernikahan juga bisa digunakan kembali untuk dipakai sehari-hari. Akan lebih baik lagi kalau sepatu untuk acara pernikahan sebaiknya dibuat secara custome made, sehingga terasa nyaman saat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan lainnya, custome made memudahkan Anda mengganti kulit sepatu, mereparasi hak sepatu, hingga menambah aksesori dan menjadikan sepatu nikah Anda menjadi sepatu pesta.



(eny/eny)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar